Belum 1 Bulan, Perdana Menteri Prancis Mundur! Ini Sebab dan Kronologinya

Belum 1 Bulan, Perdana Menteri Prancis Mundur! Ini Sebab dan Kronologinya

Decimalnews.com – Perdana Menteri baru Prancis Sebastien Lecornu yang belum genap sebulan menjabat dikabarkan mengundurkan diri. Usai parlemen dan sejumlah partai politik di Prancis melayangkan kritik atas Kabinet baru yang dibentuknya.

Hal ini menjerumuskan negara itu ke dalam krisis politik baru. Lecornu sendiri adalah PM kelima Prancis dalam waktu kurang dari dua tahun.

Saat ditunjuk, 9 September lalu ia memang memiliki pekerjaan berat untuk meyakinkan negara dan para investor. Termasuk menyatukan parlemen yang terpecah belah untuk meloloskan anggaran 2026.

Publik Prancis sendiri sedang resah dan tidak puas karena terancam pemotongan anggaran dan kenaikan pajak. Lecornu, mengundurkan diri hanya beberapa saat setelah mengumumkan kabinet baru pada Minggu, di mana kabinet itu dijadwalkan mengadakan pertemuan pertamanya Senin, dan ia harus berpidato di depan parlemen Majelis Nasional, Selasa.

“Kini, Prancis telah terjerumus ke dalam krisis politik baru yang akan memberikan tekanan besar pada (Presiden) Emmanuel Macron, yang kini telah membentuk tiga pemerintahan minoritas yang gagal,” tulis laman Prancis, AFP.

“Bapak Sebastien Lecornu telah mengajukan pengunduran diri pemerintahannya kepada Presiden Republik (Macron), yang Beliau terima,” kata kepresidenan Prancis dalam sebuah pernyataan singkat.

Prancis mengalami defisit anggaran sebesar 5,8% pada tahun 2024. Tumpukan utang Prancis mencapai 113% dari PDB pada tahun 2024.

Kedua tingkat utang tersebut jauh di atas aturan Uni Eropa (UE) yang mewajibkan defisit masing-masing anggota tidak boleh melebihi 3% dari PDB. Sementara utang publik mereka tidak boleh melebihi 60% dari output ekonomi.

Kronologi pengunduran diri

Lecornu adalah politikus dekat Presiden Emmanuel Macron, yang sebelumnya menjabat beberapa posisi dalam kabinet Macron: Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri (Overseas), Menteri Daerah Lokal dan lainnya.

Dia ditunjuk menjadi Perdana Menteri pada 9 September 2025 menggantikan François Bayrou, yang lengser setelah kegagalan mendapatkan dukungan di parlemen.

Usai dilantik, Lecornu mengangkat kabinet baru setelah ditunjuk sebagai PM. Namun kabinetnya menuai kritik karena sebagian besar menterinya adalah mereka yang juga berafiliasi dengan kabinet sebelumnya, sehingga banyak pihak menilai bahwa tidak ada pembaruan nyata.

Kabinet diumumkan & reaksi negatif

Pada Minggu malam (5 Oktober 2025), Lecornu mengumumkan anggota kabinet. Namun banyak partai politik, termasuk dari partai yang biasanya mendukung pemerintahan Macron, menyatakan bahwa kabinet tersebut tidak cukup berbeda dari pendahulunya. Kritik itu muncul karena janji perubahan (“political rupture”) dianggap tidak dipenuhi.

Belum lagi saat pengumuman dirinya sebagai PM secara mengejutkan pasar Eropa dan para investor justru merespon negatif, Imbal hasil obligasi pemerintah 30 tahun, atau OAT, mencapai level tertinggi dalam satu bulan di 4,441% sebelum sedikit menurun. Demikian pula, imbal hasil obligasi acuan 10 tahun naik ke level tertinggi 10 hari di 3,5990%

Sementara itu, indeks saham utama Prancis, indeks CAC 40, merosot 1,9%. Euro melemah 0,7% terhadap dolar.

Lecornu memang dilantik ditengah keresahan masyarakat dan ketidakpuasan yang meluas. Beberapa pemerintahan Prancis sebelumnya gagal meloloskan anggaran yang memotong belanja dan menaikkan pajak, yang berkontribusi pada situasi yang rumit.

Alih alih begitu Lecornu menghadapi tugas yang mustahil, berjanji kepada parlemen yang terpecah belah dan para pengamat internasional yang khawatir bahwa ia mampu mengatasi masalah anggaran Prancis yang parah, justru makin menuai kritik. Kabinet barunya mendapatkan sorotan tajam hingga membuatnya dianggap gagal.

Karenanya hanya kurang dari 24 jam setelah kabinet diumumkan, pada Senin (6 Oktober 2025), Lecornu menyerahkan surat pengunduran diri kepada Presiden Macron, yang kemudian menerimanya. Masa jabatannya jadi yang paling singkat dalam sejarah Republik Kelima Prancis sejak 1958 — sekitar 26-27 hari. (Redaksi)

Bagikan artkel ini: